PMVB jadi turnamen berformat liga pertama yang diselenggarakan PUBG Mobile untuk tim ladies. Ajang ini jadi wadah para pro player wanita unjuk gigi mempertontonkan kebolehannya dalam bertanding battle royale.
Selain itu, PMVB juga menunjukan kalau gamer wanita juga punya skill yang bisa bersaing dengan para pro player pria yang main di kancah PMPL. Lantas, mengapa PUBG Mobile tak mewajibkan peserta PMPL untuk menyertakan pemain wanita di tim mereka?
Kehadiran wanita di tim PMPL bukan cerita baru sebenarnya. Ada nama Alice di Bigetron RA, Fepar yang kini membela Alter Ego Dione, Shasha dulu main di tim The Pillars atau Grace Blessing yang ikut PMPL S3 bersama Genesis Dogma.
Ternyata tak semua peserta PMVB setuju bila PMPL mewajibkan tim memasukan pemain wanita ke dalam skuadnya, ataupun kalau tim wanita ikut serta dalam kualifikasi terbuka PMPL. Mayoritas mengatakan kemampuan pro player wanita dan pria berbeda walaupun sama-sama jago. Tapi ada faktor teknis lainnya yang membuat turnamen pria dan wanita sebaiknya tetap dibuat terpisah.
"Menurutku kurang tepat sih kebijakannya. Ngga musti di PMPL ada pemainnya ladiesnya, karena belum tentu pemain ladies bisa mengimbangi skill pemain cowok di PMPL juga kan," ujar Tanara dari Unfaedah Navin.
Mylo dari Alter Ego Dione juga sepakat dengan pernyataan Tanara. "Aku juga ngga setuju karena cowo sama cewe skillnya beda, terus porsi latihannya berbeda,". Sang saingan AE di PMVB yakni Bigetron Ace diwakili Babyla juga menyoroti soal skill antara player wanita dan pria. Sejago-jagonya pemain wanita, tetap saja kemampuan aim mereka akan berbeda.
"Aku kurang setuju karena menurutku mau sejago-jagonya cewek melawan sejago-jagonya cowok tetap ngga seimbang. Soalnya porsi latihan berbeda. Aim cowok dan cewek juga beda levelnya," ucap Babyla yang saat ini menyandang titel terminator PMVB.
Ada juga pemain yang setuju, seperti Kyle dari Dewa United yang melihat gameplay player perempuan sudah setara lelaki. "Harus sih itu, karena kayanya semua tim ladies sekarang sudah jago, setara sama tim lelaki lah mainnya. Harusnya ada sih peraturan itu, paling ngga wajib mengirimkan satu lah pemain ladies," ucap Kyle.
Fepar punya pandangan lain untuk wacana ini. Ia merasa soal chemistry bakal jadi kendala jika wanita disatukan ke dalam roster pria. "Sebenarnya perlu ngga perlu sih, kalau misalnya cewek masuk ke scene cowok takutnya bapertan. Kalau cowok pas evaluasi kan keras yah, makanya cewek kalau mau masuk ke roster cowok mesti kuat mentalnya dulu,"
Scelia dari tim Capital9 menilai positif wacana ini, tapi tekanan bakal ada ke player wanita untuk membuktikan dirinya bukan hadir hanya sebagai penghias tim. "Sebenarnya bagus cuma itu kemungkinan bisa jadi bumerang buat perempuan itu sendiri. Kalau skillnya ngga setara, netizen bakal melihat dia sebagai pemanis atau penambah eksposure tim aja. Jadi harus bener-bener berdedikasi biar ngga dilihat sebagai penghias aja," ucap player yang disebut mirip Pevita Pearce ini.